POLA TUHAN pt. 3
Disampaikan oleh Ps. Joseph Latupeirissa, M.Th
Diringkas oleh Ayudhea Tannika
Gereja Kristen zaman sekarang menganut cara ibadah yang berbeda-beda. Banyak juga orang yang pertama-tama begitu berkobar-kobar bernyanyi memuji Allah hingga teriak dan melompat-lompat, namun tidak bertahan lama. Mereka kemudian pelan-pelan tidak aktif lagi di gerejanya, dan akhirnya menghilang. Sesuai dengan ayat dari Yohanes 6:66 "Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Hal tersebut bisa terjadi karena murid-murid yang mengikut Tuhan tidak memakai pola Tuhan.
Kata "pola", atau "pattern" dalam bahasa Inggris, memiliki 2 unsur, yakni protivo dan motivo. Protivo sendiri berarti "pola" dalam bahasa Yunani; sedangkan motivo berarti "to maintain", "memelihara", merujuk pada pemeliharaan hidup. Pola Tuhan harus dan dapat memelihara hidup orang-orang yang mengikutiNya. Banyak orang tidak dapat memelihara hidupnya karena merasa kecewa dan putus asa, padahal sebenarnya kemenangan itu sudah terjadi dalam diri kita sendiri. Wajah kita merupakan pancaran perasaan kita sendiri, wajah yang kecut menandakan adanya kekesalan, wajah senang menandakan adanya sukacita. Masih banyak orang Kristen yang wajahnya masam cemberut, bahkan dalam ibadah di Gereja sekalipun. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena masih banyak orang Kristen yang sebenarnya sudah tahu pola Tuhan tetapi tidak mengaplikasikannya. Mereka dapat kuat di Gereja, aktif, dermawan; namun kalah dalam hidup. Dari Matius 15:7 Yesus berkata "Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: 8. Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 9. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." Ayat tersebut menggambarkan tentang orang-orang munafik yang tidak memakai pola Tuhan dalam kehidupan rohaninya.
Orang-orang yang tidak memakai pola Tuhan tersebut sering mendapatkan informasi tentang kebenaran yang semu. Kebenaran yang tidak dibangun oleh firman itu bukanlah kebenaran. Alkitab merupakan pengukur kebenaran yang mutlak. Oleh sebab itu gembala atau pendeta di gereja-gereja harus dapat membimbing jemaatnya dengan pengetahuan mengenai Alkitab yang cukup agar jemaatnya dapat merasakan firman Tuhan bekerja dalamnya. Namun, berkata-kata mengenai firman Tuhan tidaklah cukup. Pengikut Tuhan harus serta-merta hidup di dalam firmanNya. Dikatakan dalam 1 Yohanes 2 : 6 "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." Jadi percuma saja kalau seseorang memiliki pengetahuan super tentang firman, tahu banyak isi Alkitab, namun tidak hidup di dalam Kristus. Pola Tuhan pun terbuang sia-sia.
Lalu kita bertanya-tanya, hidup seperti apa yang disebut sebagai "hidup di dalam Kristus"? Jawabannya terletak di dalam Pengkotbah 9:4 "Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati." Ya, orang yang hidup dalam Kristus memiliki HARAPAN, dikatakan bahwa anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Anjing memiliki ukuran badan yang jauh lebih kecil dibanding singa. Tetapi mana yang lebih kita takuti, singa yang mati atau anjing yang hidup? Daud memiliki keterbatasan fisik karena badannya kecil, dia harus bertarung melawan Goliat yang badannya besar. Namun karena Daud hidup di dalam Kristus, dia berharap pada Kristus untuk membimbingnya, dan kemenangan didapatkannya. Hidup di dalam Kristus juga berarti hidup bukan hanya dari daging, melainkan dari air dan roh. Orang yang tidak dilahirkan dari air dan roh tidak dapat melihat sorga, sebagaimana yang tercantum pada Yohanes 4. Orang Kristen hidup dari anugerah yang selalu baru.
Kembali pada topik menyembah Tuhan dengan memakai pola Tuhan; menyembah Tuhan berarti mencari perhatian Tuhan, sebagaimana yang tercantum dalam Yohanes 6:25-27 "25. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" 26. Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Kita datang kepada Tuhan karena kita haus akan kebenaran Allah, karena kita sudah dikenyangkan oleh anugerah yang diberikanNya. Tidak ada jalan buntu bagi orang yang senantiasa memakai pola Tuhan dalam hidupnya. Amin.
No comments:
Post a Comment