Disampaikan
oleh Ps Pierre Yonathan MTh
Suzanna
Ndraha dan Pondra Lesmana
Yoel
3:9-10
Maklumkanlah
hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah
para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu
menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah
orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!
Sejak masa
nabi Yoel kita sudah diingatkan untuk
- Bersiap menghadapi peperangan,
artinya kita pasti akan berhadapan dengan masalah
- Harus tampil dan maju, artinya
tampil saja tidak cukup tapi harus terus maju
- Profesi petani berubah menjadi
profesi prajurit, artinya apapun profesi
kita, kita harus belajar menggunakan “pedang” dan “tombak” itu
Untuk bisa
menggunakan “pedang” dan “tombak” dengan benar, kita harus melepaskan pola kita
dan mengenakan POLA TUHAN.
1 Korintus
1:25-26
Sebab
yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia
dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada
manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu
dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang
bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang
yang terpandang
Yang
terpenting adalah: DARI ALLAH.
Bandingkan
keadaan sekarang dan dahulu. Dahulu: tidak banyak yang bijak, tidak banyak yang
terpandang. Sekarang: ada perubahan, jemaat Korintus telah menjadi bijak dan
terpandang, karena mengenakan
POLA TUHAN
Firman
adalah KEHIDUPAN. Saat menerima FIRMAN, pasti terjadi PERUBAHAN. Kalau tidak
ada perubahan, perlu dipertanyakan dari masa asalnya kita. Dari ALLAH atau
bukan.
Firman
cukup diterima dengan iman, tidak perlu dianalisa. FIRMAN itu akan bekerja bila
kita meresponi FIRMAN. KITA HARUS ANTUSIAS terhadap FIRMAN.
Ibrani
11:1
Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Iman
adalah DASAR.
Bahasa
asli: iman adalah bahan dasar. Iman adalah substansi. Jago bikin kue tapi tidak
punya tepung dan gula, pasti tidak menghasilkan apa2.
Tuhan
sangat bisa membuat mujizat, tapi ada saat dimana Dia tidak dapat membuat
mujizat
Markus 6:
4-6
Maka Yesus berkata
kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di
mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di
rumahnya." Ia tidak dapat
mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit
dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran
atas ketidakpercayaan mereka.
Bila
FIRMAN ditolak, maka mujizat tidak terjadi.
Roma
10:17. Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh FIRMAN KRISTUS.
Iman
timbul dari pendengaran akan Firman; dan IMAN adalah substansi. Iman adalah
bahan baku untuk terjadinya mujizat. Itulah sebabnya saat TUHAN datang, DIA
mencari IMAN di bumi. Tuhan tidak bias mengubah kehidupan kita bila tidak ada
bahan bakunya yaitu IMAN.
Kita harus
menerima FIRMAN KRISTUS, agar IMAN tumbuh. Kita harus menerima FIRMAN setiap
saat, agar ketika Tuhan mau melawat hidup kita, DIA mendapati ada iman.
Dan BUKTI
Bila ada
IMAN maka Tuhan bisa membuat apa yang tidak ada menjadi ada. Tuhan mau
membangun hidup kita tapi DIA membutuhkan substansinya yaitu IMAN.
Matius 16:
13-18
Setelah Yesus tiba di
daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata
orang, siapakah Anak Manusia itu? Jawab mereka: "Ada yang mengatakan:
Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula
yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu
Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku
ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!"
Kata Yesus
kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan
Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan
menguasainya.
Jemaat = Eklesia
Eklesia adalah
orang-orang yang keluar.
Eklesia adalah bahasa
politik.
Saat Roma memperluas
kerajaannya, dikirim utusan (apolos) untuk mengajarkan gaya hidup kerajaan
Roma. Yang Tuhan maksud jemaat bukan hanya orang yang sudah bertobat tapi juga
yang berpengaruh bagi kota.
Maka
Firman Tuhan katakan: “di
atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan
menguasainya”. Alam maut bukan cuma kematian, tapi juga sakit penyakit,
kegagalan, kekecewaan, kerugian, semua itu unsur maut. Jemaat yang Tuhan
bangun, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Kalau TUHAN yang membangun
hidup saya, maka sakit penyakit, kegagalan, kekecewaan, kerugian akan
disingkirkan. Kita harus yakin siapa yang membangun hidup kita.
Untuk membangun
hidup, kita perlu komunitas yang baik.
Yohanes 5:1-3
Sesudah
itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di
Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa
Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu
berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan
orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
Ayat 6:
karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu …
Orang
yang sudah “lama dalam keadaan itu” lebih sulit ditolong karena polanya sudah
terbentuk. Jangan biarkan dirimu “lama dalam keadaan itu”. Kita harus keluar
dari ‘keadaan’ itu. Apapun yang mengikat kita dalam ‘keadaan’ itu seperti
kebiasaan-kebiasaan kita, harus kita tinggalkan.
Yesus
bertanya: maukah engkau sembuh? Sebenarnya pertanyaan ini tidak perlu diajukan
kepada orang sakit. Orang sakit pasti ingin sembuh.
Tapi
perhatikan jawaban orang sakit itu. Dia tidak menjawab: aku mau TUHAN. Tapi dia
berkata: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu
apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain
sudah turun mendahului aku."
Tuhan mau
bekerjasama dengan kita secara pribadi. Dia bertanya: maukah engkau sembuh?
Maukah engkau dibebaskan? Maukah engkau menang? Jangan bergantung pada
lingkungan kita, tapi jawab saja pertanyaan Tuhan, katakan aku mau Tuhan.
Kita
memerlukan komunitas yang sehat. Komunitas yang saling membantu, bukan hanya
berkumpul. DI tepi kolam itu banyak orang berkumpul tapi mereka buta, timpang,
dan lumpuh. Sebetuknya mereka bisa kerjasama tapi setiap ada yang sudah sembuh
langsung pergi meninggalkan komunitas itu. Manusia selalu punya tendensi
mengutamakan kepentingan pribadi. Mari kita membangun komunitas yang bisa
saling membangun agar tidak ada anggota yang “lama dalam keadaan itu”.
Markus
2:1-12 kisah orang lumpuh yang disembuhkan dengan bantuan komunitas yang gigih
membawa orang sakit menemui Tuhan Yesus bahkan sampai membongkar atap rumah.
Kita
memerlukan orang-orang yang beriman di sekitar kita untuk membantu membangun
hidup kita.
Kepada orang lumpuh
di kolam Betesda TY bertanya: maukah engkau
sembuh? Kepada Bartimeus (Markus 10:46-52) TY berkata: "Apa yang
kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Kenapa beda? Karena pada Bartimeus
sudah ada substansinya yaitu IMAN. Maka TY sangat mudah menyembuhkan Bartimeus.
Tidak menggunakan kolam atau tanah atau apapun.
Kita harus punya IMAN
seperti Bartimeus agar TY bisa membangun hidup kita.
Kepada Bartimeus, TY
berkata: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Menarik
bahwa TY tidak berkata “imanmu telah mmenyembuhkan, tapi imanmu telah
menyelamatkan”!. Saat keselamatan dating, kesembuhanpun terjadi. Keselamatan
bersifat kekal, kesembuhan hanya sementara.
Kita jangan suam-suam
kuku saat Tuhan melawat kita.
Kepada Jemaat
Laodikia, jemaat yang kaya dan hebat, Allah berkata di Wahyu 3:16 Jadi karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau
dari mulut-Ku.
Kita harus punya
SUBSTANSI yaitu IMAN, dan kita harus meresponi FIRMAN, maka TUHAN akan
membangun hidup kita.
Mazmur 20:7
Sekarang
aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan
menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang
oleh tangan kanan-Nya.
Tuhan memberikan
kemenangan kepada siapa? Orang yang diurapi. Pengurapan terjadi saat hati kita
terbuka terhadap FIRMAN. Tuhan memberikan ‘kemenangan
yang gilang-gemilang’. Apa artinya? Banyak orang memenangkan apapun,
pertandingan, kemelut hidup, penyakit dll, tanpa Tuhan. Semua bisa menang tanpa
Tuhan. Tapi “kemenangan yang gilang-gemilang” hanya diberikan Tuhan kepada
orang yang diurapi, dan ini kan dicatat sepanjang masa. Prestasi dan
keberhasilan siapapun akan mudah dilupakan dunia, tapi “kemenangan yang
gilang-gemilang” yang diberikan Tuhan akan tetap dikenang. Kemenangan Daud atas
Goliat, keberhasilan Yusuf di Mesir, prestasi Daniel di Babel, semua dicatat
sejarah. Hidup yang berkemenangan dan kemenangan itu “gilang-gemilang” terjadi
bila hidup kita disertai TUHAN.
Hidup
yang berkemenangan dan kemenangan itu “gilang-gemilang” bila kita berdampak
terhadap orang lain. Laut mati adalah kehidupan yang rendah. Semua sungai
mengalir ke laut mati tapi dia tidak mengalir kemana-mana. Maka di dalamnya
tidak ada kehidupan.
Kita
harus mengalirkan kehidupan ke lingkungan kita. Firman yang sudah mengubahkan
hidup kita harus kita bagikan ke sekitar kita.
Kita
harus punya missi Tuhan. Bila missi Tuhan belum kita dapatkan, hidup kita akan
berputar-putar. Bila Tuhan sudah ubahkan kehidupan kita, kita harus tau missi
apa yang Tuhan berikan.
Yesaya
61:1-4
Roh Tuhan
ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah
mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang
terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari
pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua
orang berkabung.. untuk mengaruniakan
kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta
ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya
orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran",
"tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya. Mereka
akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan
mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan
membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun
menjadi sunyi.
Urapan
adalah Firman Tuhan. Kabar baik adalah Injil.
Inilah
jemaat yang Tuhan bangkitkan. Inilah missi Tuhan, inilah tugas kita. Untuk
mengubah kota. Kita bisa melakukannya bersama Kristus, seperti jemaat Korintus
yang telah berubah dulu dan sekarang (1
Korintus 1:25-26).
Jangan berhenti
memperkatakan FIRMAN. Justru saat keadaan bertolak belakang dengan Firman
Tuhan, terus perkatakan FIRMAN.
Jangan diam. Yoel
menyuruh kita untuk tampil dan maju (Yoel 3:9).
Tuhan menghendaki
kita tetap naik (Ul 28:13).
Kita harus
meninggalkan pola kita yang lama.
1 Korintus 15:53-54
Karena
yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat
binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat
mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa
dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah
firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai
maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? "
Saat kita
mengenakan dimensi kekekalan, semua unsur-unsur maut seperti penyakit,
kegagalan, kerugian tidak akan dapat mengalahkan kita. Kita tidak boleh tinggal dalam kegagalan. Pakai tubuh
kemuliaan TUHAN, pakai pikiran Kristus, pakai pikiran yang diurapi, pikiran
yang dipengaruhi oleh FIRMAN, tinggalkan pola lama, kenakan POLA TUHAN.
Jemaat
yang Tuhan bangun, tidak akan dikuasai oleh alam maut. Saat TUHAN membangun
hidup kita, semua unsur maut tidak akan menguasai.
Soli Deo Gloria