Sunday, October 30, 2016

PENGUTUSAN IPD-14


PENGUTUSAN IPD-14
9 Oktober 2016

1. Ayudea

2. Gary Wirawan

3. Carissa

4. Imelda

5. Pondra Lesmana

6. Senna Handoyo

PENGUTUSAN IPD-13


PENGUTUSAN IPD-13
22 Agustus 2016

1. William Sonyo

2. Oscar


3. Ivanalia

4. Janetty 5. Joni Indah Sari

bersama Ps Joseph Latupeirissa MTh
dan Ps Jerry Thawrisan STh

Sunday, October 16, 2016

RINGKASAN GEREJA GSYI 16 Oktober 2016



BERLATIH MENGGUNAKAN POLA KRISTUS

disampaikan oleh :  Ps Jerry Thawrisman STh
  

diringkas oleh : Gary Wirawan


Ketika kita menyambut Tuhan secara pribadi kedalam kehidupan kita , kita bukan hanya sekadar menjadi seorang Kristiani. Kita diajak untuk melakukan KEBENARAN. Itulah yang membuat gereja berbeda dengan kelenteng ! 
Di gereja kita tidak hanya menyembah, memuji, memulikan Tuhan tetapi kita diajarkan kebenaran melalui kotbah seorang Pendeta yang dipercayakan oleh Tuhan untuk menyebarkan firman Tuhan sedangkan di klenteng yang mempunyai kitab suci juga , kita tidak diajarkan apa itu kebenaran. Itulah perbedaan gereja dan klenteng.

Tetapi bagaimana kita sebagai umat kristen melakukan kebenaran tersebut ?
1.Tanggalkan pola yang lama (Kita hidup merupakan sebuah pilihan. Kita harus memilih, memilih untuk tetap menjalankan pola hidup yang lama atau pola hidup yang baru)
  1. Paradose berserah (Kita harus menyerahkan hidup kita kepada Tuhan)
  2. Paradinomite (Kita harus mempercayakan hidup kita kepada Tuhan)


Kita harus membangun kebiasaan kita untuk hidup dalam pola illahi. Kebiasaan itu apa ? Kebiasaan itu merupakan sesuatu hal yang kita lakukan , kita kerjakan berulang-ulang kali sehingga kita menjadi terbiasa dalam melakukan pekerjaan tersebut. Untuk bisa hidup dalam pola illahi atau pola Tuhan kita harus membuatnya menjadi sebuah kebiasaan.

Ke gereja itu kebiasaan atau bukan ?
BUKAN” ! Ke gereja itu merupakan sebuah kewajiban, kebiasaanya adalah melakukan firman Tuhan setiap hari.
Kenapa menjadi kewajiban ?
Karena kita sebagai anak Tuhan mempunyai kewajiban untuk datang ke gereja setiap minggu untuk menyembah dan memujinya. Kita sebagai anak Tuhan harus membuat kebiasaan untuk melakukan firman Tuhan setiap harinya.

Banyak umat kriste suka bernyanyi, suka memuji Tuhan, suka datang ke gereja dll tapi belom tentu bisa hidup dalam pola Illahi. Belom tentu kebiasaanya melakukan firman Tuhan. Setelah kita meninggalkan gereka , kita harus tetap melakukan Firman Tuhan.

1Timotius 4 : 7 “ Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek nenek tua. Latilah dirimu beribadah”

Pada ayat ini kita diharuskan melatih diri kita untuk beribadah , beribadah disini artinya membangun kebiasaan kita agar hidup dalam pola Tuhan. Latilah dirimu menjadi orang yang taat, kalo kita sudah menjadi taat kepada Firman tuhan dan sudah membuatnya menjadi kebiasaan niscaya kita akan sangat gampang menolak hal-hal duniawi.

Untuk hidup benar saya perlu latihan , mari kita katakan dan renungkan kata-kata tersebut !!
Tujuan latihan itu apa ? Supaya kita bisa mengubah kebiasaan yang tumpul menjadi Sharp dan Accurate. Supaya kita bisa mencapai target kita , mencapi tujuan dalam hidup kita. Seperti para atlit, mereka perlu latihan setiap hari agar bisa mendapatkan gelar juara. Kita perlu latihan melakukan firman tuhan agar mendapatkan tempat di kerajaan Allah kelak.

Bagaimana kalo jemaat Tuhan tidak pernah dilatih ?
Hidup kita tidak akan sampai tujuan, makanya jemat HARUS MAU jadi jemaat yang mau dilatih.

Hal kecil yang bisa kita lakukan adalah saat teduh , karena pada saat teduh kita bisa mendekatkan diri kita kepada Tuham. Saat teduh membuat kita mengenal siapa Tuhan, kita harus melatih saat teduh menjadi kebiasaan kita dan menjadi renungan pribadi kita kepada Tuhan

Yudas 1 : 19 “ Mereka adalah pemecah belah yang dikuasi hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa roh kudus”
Bagaimanan kita bisa hidup dengan roh kudus ? Dengaaaan saat teduh pastinya.

2Korintus 5 :7 “ Sebab hidup kami adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”
Kita hidup karena percaya iman, bukan melihat. Inipun perlu dilatih.

Friday, October 14, 2016

BINROHKRIS 11 OKTOBER 201


“Jadilah Jembatan bukan dinding “

Disampaikan oleh : dr.Veronica Wijaya MD.Mnutr

Diringkas oleh : Garry Wirawan


 


Bagaimana kita sebagai umat kristus menjadi jembatan ? “Jembatan bukan dinding”

Jembatan yang dimaksud adalah kita sebagai umat kristus bisa mengajak, menghubungkan, sebagai perantara bagi umat yang non-kristiani menjadi mengenal pribadi kristus bukan menjadi dinding yang menutupi bahkan menghalangi seseorang untuk mengenal kristus.
1 Timotius2:5 “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia yaitu manusia kristus Yesus “ Pada ayat alkitab tersebut dijelaskan bahwa yesus kristus merupakan pengantar antara kita manusia dan Allah. Kita harus mencotoh Yesus sebagai pengatara.

Apa yang bisa kita lakukan?
Kita bisa membuat perantara antara keluarga kita dan kristus. Kita bisa mengajak ayah, ibu, saudara-saudara untuk mengenal kristus dengan berbagai cara.

Yohanes 4:53 “ Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itu Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup”. Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya” . Pada ayat ini dijelaskan bahwa Yesus merupakan pengatara.

Yohanes 1: 6-8 “ Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Pada ayat ini dijelaskan bahwa Yohanes merupakan jembatan pengantara antara manusia dan Kristus. Yohanes memberikan kesaksian kepada orang sekitarnya sehingga orang-orang menjadi percaya. Hal inilah yang bisa kita contoh , kita bisa memberikan kesaksian kepada orang sekitar kita sehingga membuat mereka menjadi orang percaya.

Markus 5:19 “ Tetapi Yesus tidak membenarkan dia ikut. Sebaliknya Yesus berkata kepadanya, “Pulanglah kepada keluargamu dan beritahu mereka betapa besarnya pertolongan Tuhan dan betapa baiknya Dia kepadamu!” . Pada ayat ini kita juga diberikan tugas untuk melakukan kesaksian dan menceritakan berita kristus ke teman-teman dan keluarga supaya semakin banyak pengikut Kristus.

Gimana cara kita mengajak teman-teman dan keluarga agar menjadi pengikut kristus ?
Kita bisa mengajak mereka ikut atau melihat kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di gereja dan di tempat lain sehingga orang tersebut mengetahui bahwa kegiatan yang kita lakukan itu baik. Biasanya orang akan menggangap sesuatu perbuatan itu buruk karena belom mengetahuinya , seperti dia belom mengenal pribadi Kristus.
Bagaimana kita menjadi jembatan orang lain ke Kristus?
1.Peduli
2.Jadilah teman mereka
3.Berdoa
4.Beritakan kesaksian (Sharing)

Wednesday, October 12, 2016

Ringkasan Firman GSYI 9 Oktober 2016



Berfungsi bagi Tuhan

Disampaikan oleh:
Pdt. Pierre Yonathan MTh


Diringkas oleh :
Carissa Putri Carissa

Matius 16:18
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."

Gereja bukanlah sekedar rumah ibadah. Gereja adalah jemaat yang Tuhan bangun. Tuhan mendirikan jemaatnnya di atas batu karang.  Jemaat sendiri diambil dari kata Ecclesia, yang memiliki arti orang-orang yang diutus keluar untuk mempengaruhi suatu daerah. Tuhan tidak membangun jemaat yang biasa-biasa saja, tetapi Tuhan membangun jemaat yang berpengaruh.

1 Korintus 1 : 26
"Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang."

Sebelum kita bertobat, mungkin seringkali kita dipandang sebagai manusia yang tidak bijak, tidak berpengaruh, dan tidak terpandang. Akan tetapi, ketika kita sudah bertobat dan hidup benar, maka akan terjadi perubahan, sehingga kita menjadi orang yang bijak, berpengaruh dan terpandang.

1 Yohanes 2 : 27
"Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia."

Berfungsi adalah ketika kita memiliki inisiatif. Kesadaran untuk melakukan hal yang menyenangkan hati Tuhan tanpa disuruh atau diinstruksikan. Contohnya seperti memulai pelayanan dari sesuatu hal yang sederhana yang kita bisa lakukan. Tuhan yang akan memampukan kita untuk tetap naik dan berkembang.

Tuhan ingin kita untuk bergerak dan maju.

Tuhan memberkati.

Monday, October 10, 2016

Ringkasan FIRMAN GSYI Minggu 2 Oktober 2016

"Menjadikan Tuhan sebagai Kebutuhan dan Tujuan"

disampaikan oleh Ps Joseph Latupeirissa MTh
Gembala Senior GSYI (Gereja Sungai Yordan Immanuel)


diringkas oleh : Imelda



Ada 2 hal yang membuat seseorang mengenakan pola :

1.   Kebutuhan

2.   Tujuan


Karena dua hal tersebut sebagai dasar akan sulit bagi manusia untuk melepaskan pola Tuhan. Sebagai umat Tuhan untuk bisa menggunakan pola Tuhan kita harus menjadikan Tuhan sebagai kebutuhan dan Tujuan dalam setiap langkah kehidupan kita.

Kebutuhan

"Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."
Yohanes 6:26


                Tuhan menilik sampai kedalam hati kita. Tuhan melihat motif apa yang menggerakan kita untuk datang kepadaNYA. Dalam bagian alkitab diatas diceritakan bahwa murid-murid datang kepada Yesus untuk mengharapkan roti dari pada Yesus, bukan untuk Yesus sendiri. Padahal, ketika Yesus yang menjadi orientasi, Yesus yang menjadi kebutuhan pokok segala lapar dan hausmu akan dipuaskannya.
             
Setiap pekerjaan apapun itu adalah mimbar kerajaan Allah, entah pekerjaan mu adalah dokter, supir, pilot, polisi, tukang sapu jalanan atau apapun itu. Oleh sebab itu, lakukanlah setiap detail pekerjaan seperti kita sedang melakukannya untuk Tuhan. Disana kita akan bekerja dengan dimensi yang berbeda, tujuan yang berbeda, sehingga ketika orang lain melihat apa yang kita lakukan,nama Tuhan dimuliakan.

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Kolose 3 : 23

Adalah sebuah kebutuhan bagi kita untuk mengetahui apa yang harus kita bangun. Yang kita bangun dan menjadi prioritas kita adalah membangun agenda kerajaan Allah di muka bumi ini. Kita harus menjadi bagian dari pergerakan kerajaan Allah. Untuk melalukan pekerjaan Allah kita harus bersungguh-sungguh karena yang akan kita bangun adalah kerajaan Allah, kerajaan Tuhan bukan untuk manusia. Karena Allah sedang melakukan perkara yang besar bagi Indonesia seperti yang telah dinubuatkan oleh Yesaya berabad-abad lampau bahwa Tuhan akan bekerja lewat negara yang berpulau-pulau.

Yesus harus menjadi prioritas utama bagi kehidupan kita. Yesus harus menjadi yang lebih penting dari uang dari kedudukan atau apapun yang ada di dunia ini. Pelayanan perlu uang, misi perlu uang, tapi Yesus adalah lebih di butuhkan. Karena ketika Yesus dijadikan kebutuhan dan prioritas utama segala perkara yang mustahil akan menjadi pasti. Segala sesuatu yang tidak cukup akan menjadi cukup. Seperti 5 roti dan 2 potong ikan yang setelah dibagi-bagikan untuk 5000 orang tersisa 12 bakul. Sehingga untuk apa ada berlimpah uang tetapi tidak ada hadirat Tuhan di dalamnya.

Dalam menghadapi masalah seringkali manusia berdoa dan berharap Tuhan datang dan meniadakan masalah tersebut. Kita lupa untuk menjaga sikap hati. "Jangan takut!" karena kita Tuhan menjadi prioritas kita, bukan keadaan itu yang mempengaruhi kita tapi kita mempengaruhi dan mengubah keadaan.

Tujuan

Panggilan utama gereja dalam dunia ini adalah kainonia. Koinonia berasal dari asal kata Yunani yang berarti persekutuan. Sehingga ketika dalam gereja sebagai tubuh Kristus sering terjadi percek-cokan tidak serta merta dikatakan sebagai hal yang lumrah.


"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal."
1 Petrus 1:23

Sebagai bagian dari kerajaan Allah kita dilahirkan dari benih yang sama. Benih itu adalah firman Tuhan itu sendiri. Sehingga untuk menaklukan dunia, gereja tidak hanya harus bersama tapi bersatu, karena:
"Bersatu pasti bersama, bersama belum tentu bersatu"

Bersatu berarti memiliki tujuan,kebutuhan dan pikiran yang sama. Untuk dapat menjadi bersatu dibutuhkan pertobatan. Karena, untuk dapat bersatu dibutuhkan anugrah dari Allah.


Kemudian menjadi pertanyaan bagi kita semua, siapakah yang dapat menaklukan dunia? 

"sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita"
1 Yohanes 5:4

"Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku!"
Yesaya 51:16

Kita semua lahir dari pada Allah dan Tuhan sendiri yang sudah mempersiapkan kita untuk siap menaklukan tantangan zaman. Dikatakan dalam firman Tuhan, kita lahir dari Allah dan di sembunyikan dalam naungan dan tangannya. Hal ini berarti sebuah proses pembentukan. Pembentukan yang agar nantinya kita siap untuk membangun benih kerajaan Allah di muka bumi ini. Dan dalam setiap yang kita perbuat memuliakan nama Tuhan sesuai dengn pola Tuhan.

Oleh karena itu tujuan yang fana bukanlah bagian dari kita. Kita harus melepaskan hal-hal yang fana karena itu bukan prioritas kita. Tuhan lah yang menjadi tujuan kita karena bagi Allah menaklukan dunia itu mudah dan kita diciptakan untuk menjadi lebih dari pemenang.

Friday, October 7, 2016

Permuridan Apostolik Modul 4



MENEMUKAN KEMULIAAN YANG HILANG
Permuridan Apostolik Modul 4 Angkatan IV
Rabu, 5 Oktober 2016

Disampaikan oleh, Ps Joseph Latupeirissa Mth

Diringkas oleh, Senna Handoyo












“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,..”- Roma 3:23
Didalam ayat ini sangat jelas kali bahwa sejak manusia diciptakan, dari zaman Adam dan Hawa, manusia telah berbuat dosa akibat dari memakan buah pengetahuan yang baik dan buruk (bisa dibaca melalui cerita kejadian). Pada kesempatan kali ini, ada 5 hal yang telah hilang akibat dosa:
1.       Hidup yang Mulia = ZOE
Pemahaman tentang hidup yang mulia ini kita ambil dari cerita  Markus 10:17-21. Pada cerita ini kita bisa lihat bahwa orang yang diceritakan didalam ini sangatlah agamawi, hidupnya sesuai dengan hukum taurat  dan sangat taat, akan tetapi yang dimaksut dalam ayat ini adalah hidup orang Kristen tidak hanya sekedar hal-hal ritual saja, tapi hidup orang Kristen adalah hidup yang mulia. Bagaimana caranya? Disini kita diajarkan bahwa Yesus dalah sumber kehidupan yang mulia, oleh sebab itu kita harus tinggalin semua yang tidak membuat kita datang kepada Yesus. Yohanes 6:-63-68 katakan bahwa menerima hidup yang mulia adalah menerima perkataan-perkataan Kristus (Firman), karena setiap manusia itu terikat dengan kata-kata, oleh sebab itu kita harus merenungkan firman Tuhan siang dan malam, karena firman adalah makanan hidup dan roh kita. Jadi hidup yang mulia itu adalah hidup yang seperti Kristus.
2.       Posisi yang Mulia = ALITHEA
Posisi menentukan otoritas. Ketika manusia jatuh kedalam dosa, manusia juga kehilangan posisi yang tepat dan benar. Sama seperti ketika manusia tidak terhubung dengan Tuhan, berarti  manusia itu sedang tidak berada di posisi yang tepat dan benar. Karena manusia diciptakan untuk selalu terhubung dengan Tuhan.
Yohanes 16:13
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberikan kepadamu hal-hal yang akan datang”
Ayat ini menjelaskan bahwa Roh kudus akan mereposisi kita kedalam seluruh kebenaran Allah. Jadi apabila kita berdoa, kita harus menyerahkan diri kita kepada Roh Kudus untuk mereposisi kehidupan kita. Karena Roh Kudus yang akan terus mengingatkan kita untuk menduduki posisi yang tepat.
3.       Sudut Pandang yang Mulia = SCOPOS
Posisi bisa membuat sudut pandang. Jadi apabila posisi yang mulia hilang, jelas sudut pandang yang mulia juga hilang. Sebagai contoh dari gereja-gereja yang ada sekarang, banyak yang beribadah dengan tepuk tangan, menari atau memainkan drum. Hal ini banyak menjadi kontroversi, tetapi semua kehidupan kita itu didasarkan kepada firman Tuhan. Dan hal ini bisa kita lihat dalam Mazmur 150:1-6, inilah kebenarannya:
“(1)Haleluya! Pujilah Allah  dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!(2) Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! (3) Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! (4) Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! (5) Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! (6) Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
Ketika kita mengerti firman, menerima firman, kita akan mengetahui kebenaran yang memerdekakan kita, sehingga kita mempunyai selera yang baru.
4.       Tujuan yang Mulia = PROSKUNEO
Jelas Tuhan menciptakan manusia pasti ada tujuan. Dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk melakukan hal yang Mulia bagi Tuhan. Kita bisa lihat dalam Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”.
Diayat ini sangat menjelaskan bahwa kita ini berasal dari Dia, yang sebenarnya bukan dari darah atau dari daging, melainkan kita diciptakan berasal dari benih Allah. Ketika kita menerima firman Tuhan, kita sedang mengandung benih illahi, karena hanya orang percaya yang diperanakan dari Allah (1 Petrus 1:23).
5.       Ahli Waris yang Mulia = BASILIKE KLERONOMA
Basilike Kleronoma mempunya arti lain, bahwa yang dimaksud ahli waris yaitu menerima warisan Kerajaan Allah. Dan kembali lagi kepada dasarnya, bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus saja, yang akan menerima Kerajaan Allah. Jadi yang dimaksut warisan yang mulia ini adalah Kerjaan Allah

Dari ke 5 hal yang kita bahas, semuanya ini sangatlah bersinergi. Ketika kita mempunyai hidup yang mulia, kita akan menduduki posisi yang mulia, posisi yang mulia akan menetukan sudut pandang mulia,  dan sudut pandang yang mulia akan memberikan kita tujuan yang mulia, dengan tujuan yang mulia kita berhak menjadi ahli waris yang mulia, yaitu Kerajaan Allah.

Thursday, October 6, 2016

Pemuridan Apostolik Modul 2


Dasar Pemuridan

Disampaikan oleh : Ps Joseph Latupeirissa MTh
dalam PEMURIDAN Modul 2 Angkatan 4, 
Ps. Joseph Latupeirissa Mth
Diringkas oleh: 
Carissa Putri Crisdayani



Pemuridan apostolik didasari oleh 3 hal, yaitu:
  1. Allah adalah sumber hidup dan pengetahuan
  2. Sikap yang mau terus belajar
  3. Mengenal dan mengembangkan potensi diri


Allah adalah sumber hidup dan pengetahuan

Yesaya 54:13
“Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka”


Dari ayat diatas kita bisa tahu bahwa pada dasarnya kita adalah murid Tuhan. Tuhan adalah sumber kesejahteraan kita dalam segala hal, tidak hanya dalam segi materi tapi dari hal pendidikan pun Tuhan adalah sumber kita. Tuhan yang akan memberi hikmat untuk kita mengerti apa yang kita pelajari.

Sikap yang mau terus belajar (Learn, Unlearn, Relearn)

Dr. Alvin Toffler


Seorang penulis dan futuris Amerika yang bernama Dr. Alvin Toffler pernah menulis dalam buku best seller-nya yang berjudul Future Shock, "Di zaman ini tidak ada orang yang buta huruf, jika ada orang yang buta huruf maka orang itu adalah orang berhenti belajar." Orang yang berhenti belajar tidak akan bisa melewati tantangan zaman. Sebagai murid Tuhan kita harus memilki kerinduan untuk terus belajar dalam hidup kita.

Dr Alvin Toffler menyatakan 3 istilah yaitu Learn, Unlearn, Relearn.
Learnkita memiliki kemauan untuk belajar.
Unlearnkita harus menyadari bahwa apa yang kita tahu saat ini akan berkembang, dan kita butuh untuk mengetahui perkembangan tentang apa yang kita ketahui. Sehingga kita tidak boleh puas dengan apa yang kita ketahui saat ini dan berani melepaskan apa yang sudah kita ketahui untuk kembali belajar hal yang baru.
Relearn, kita memiliki kemauan untuk belajar kembali, belajar sesuatu yang baru.


Mengenal dan mengembangkan potensi diri
Dalam pemuridan sebelumnya kita sudah membahas tentang potensi diri. Tuhan sudah memberikan potensi kepada setiap anak-anakNya dan tugas kita adalah untuk mengembangkan potensi yang sudah ada di dalam hidup kita. 

Head 
Kecerdasan, setiap kita memiliki kecerdasan dari Tuhan. Yang kita perlukan adalah mengembangkan kecerdasan dengan terus belajar membangun diri kita untuk menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Hand 
Keterampilan, kita harus mengasah keterampilan yang kita miliki dengan berlatih. Keterampilan tanpa kecerdasan adalah kosong, sehingga kita harus belajar dan berlatih harus berjalan beriiringan dalam mengembangkan potensi diri.
Heart
Kedua hal diatas dapat kita ubah dan kita kembangkan dengan kekuatan dan kemapuan kita sendiri. Akan tetapi, hati, tidak ada yang dapat mengubah hati selain Tuhan kita. Sehingga kita harus meminta pertolongan Tuhan untuk mengubah hati kita dan berserah penuh kepadaNya.


Tuhan Memberkati...

KOMITE PELAYANAN OLAHRAGAWAN INDONESIA



KOMITE PELAYANAN OLAHRAGAWAN INDONESIA








Saturday, October 1, 2016

RINGKASAN FIRMAN GSYI 25 September 2016


RINGKASAN FIRMAN GSYI
25 September 2016

HIDUP YANG BERKEMENANGAN

Disampaikan oleh Ps Pierre Yonathan MTh



Diringkas oleh:
Suzanna Ndraha dan Pondra Lesmana



Yoel 3:9-10
Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan! 

Sejak masa nabi Yoel kita sudah diingatkan untuk
-       Bersiap menghadapi peperangan, artinya kita pasti akan berhadapan dengan masalah
-       Harus tampil dan maju, artinya tampil saja tidak cukup tapi harus terus maju
-      Profesi petani berubah menjadi profesi prajurit, artinya apapun  profesi kita, kita harus belajar menggunakan “pedang” dan “tombak” itu

Untuk bisa menggunakan “pedang” dan “tombak” dengan benar, kita harus melepaskan pola kita dan mengenakan POLA TUHAN.

1 Korintus 1:25-26
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang

Yang terpenting adalah: DARI ALLAH.
Bandingkan keadaan sekarang dan dahulu. Dahulu: tidak banyak yang bijak, tidak banyak yang terpandang. Sekarang: ada perubahan, jemaat Korintus telah menjadi bijak dan terpandang, karena mengenakan POLA TUHAN

Firman adalah KEHIDUPAN. Saat menerima FIRMAN, pasti terjadi PERUBAHAN. Kalau tidak ada perubahan, perlu dipertanyakan dari masa asalnya kita. Dari ALLAH atau bukan.
Firman cukup diterima dengan iman, tidak perlu dianalisa. FIRMAN itu akan bekerja bila kita meresponi FIRMAN. KITA HARUS ANTUSIAS terhadap FIRMAN.

Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. 

Iman adalah DASAR.
Bahasa asli: iman adalah bahan dasar. Iman adalah substansi. Jago bikin kue tapi tidak punya tepung dan gula, pasti tidak menghasilkan apa2.
Tuhan sangat bisa membuat mujizat, tapi ada saat dimana Dia tidak dapat membuat mujizat

Markus 6: 4-6
Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Bila FIRMAN ditolak, maka mujizat tidak terjadi.
Roma 10:17. Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh FIRMAN KRISTUS.

Iman timbul dari pendengaran akan Firman; dan IMAN adalah substansi. Iman adalah bahan baku untuk terjadinya mujizat. Itulah sebabnya saat TUHAN datang, DIA mencari IMAN di bumi. Tuhan tidak bias mengubah kehidupan kita bila tidak ada bahan bakunya yaitu IMAN.
Kita harus menerima FIRMAN KRISTUS, agar IMAN tumbuh. Kita harus menerima FIRMAN setiap saat, agar ketika Tuhan mau melawat hidup kita, DIA mendapati ada iman.

Dan BUKTI
Bila ada IMAN maka Tuhan bisa membuat apa yang tidak ada menjadi ada. Tuhan mau membangun hidup kita tapi DIA membutuhkan substansinya yaitu IMAN.
Matius 16: 13-18
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.

Jemaat = Eklesia
Eklesia adalah orang-orang yang keluar.
Eklesia adalah bahasa politik.
Saat Roma memperluas kerajaannya, dikirim utusan (apolos) untuk mengajarkan gaya hidup kerajaan Roma. Yang Tuhan maksud jemaat bukan hanya orang yang sudah bertobat tapi juga yang berpengaruh bagi kota.
Maka Firman Tuhan katakan: “di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”. Alam maut bukan cuma kematian, tapi juga sakit penyakit, kegagalan, kekecewaan, kerugian, semua itu unsur maut. Jemaat yang Tuhan bangun, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Kalau TUHAN yang membangun hidup saya, maka sakit penyakit, kegagalan, kekecewaan, kerugian akan disingkirkan. Kita harus yakin siapa yang membangun hidup kita.

Untuk membangun hidup, kita perlu komunitas yang baik.
Yohanes 5:1-3
Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani  disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.

Ayat 6: karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu …
Orang yang sudah “lama dalam keadaan itu” lebih sulit ditolong karena polanya sudah terbentuk. Jangan biarkan dirimu “lama dalam keadaan itu”. Kita harus keluar dari ‘keadaan’ itu. Apapun yang mengikat kita dalam ‘keadaan’ itu seperti kebiasaan-kebiasaan kita, harus kita tinggalkan.

Yesus bertanya: maukah engkau sembuh? Sebenarnya pertanyaan ini tidak perlu diajukan kepada orang sakit. Orang sakit pasti ingin sembuh.
Tapi perhatikan jawaban orang sakit itu. Dia tidak menjawab: aku mau TUHAN. Tapi dia berkata: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Tuhan mau bekerjasama dengan kita secara pribadi. Dia bertanya: maukah engkau sembuh? Maukah engkau dibebaskan? Maukah engkau menang? Jangan bergantung pada lingkungan kita, tapi jawab saja pertanyaan Tuhan, katakan aku mau Tuhan.

Kita memerlukan komunitas yang sehat. Komunitas yang saling membantu, bukan hanya berkumpul. DI tepi kolam itu banyak orang berkumpul tapi mereka buta, timpang, dan lumpuh. Sebetuknya mereka bisa kerjasama tapi setiap ada yang sudah sembuh langsung pergi meninggalkan komunitas itu. Manusia selalu punya tendensi mengutamakan kepentingan pribadi. Mari kita membangun komunitas yang bisa saling membangun agar tidak ada anggota yang “lama dalam keadaan itu”.

Markus 2:1-12 kisah orang lumpuh yang disembuhkan dengan bantuan komunitas yang gigih membawa orang sakit menemui Tuhan Yesus bahkan sampai membongkar atap rumah.
Kita memerlukan orang-orang yang beriman di sekitar kita untuk membantu membangun hidup kita.

Kepada orang lumpuh di kolam Betesda TY bertanya: maukah engkau sembuh? Kepada Bartimeus (Markus 10:46-52) TY berkata: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Kenapa beda? Karena pada Bartimeus sudah ada substansinya yaitu IMAN. Maka TY sangat mudah menyembuhkan Bartimeus. Tidak menggunakan kolam atau tanah atau apapun.
Kita harus punya IMAN seperti Bartimeus agar TY bisa membangun hidup kita.
Kepada Bartimeus, TY berkata: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Menarik bahwa TY tidak berkata “imanmu telah mmenyembuhkan, tapi imanmu telah menyelamatkan”!. Saat keselamatan dating, kesembuhanpun terjadi. Keselamatan bersifat kekal, kesembuhan hanya sementara.

Kita jangan suam-suam kuku saat Tuhan melawat kita.
Kepada Jemaat Laodikia, jemaat yang kaya dan hebat, Allah berkata di Wahyu 3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Kita harus punya SUBSTANSI yaitu IMAN, dan kita harus meresponi FIRMAN, maka TUHAN akan membangun hidup kita.

Mazmur 20:7
Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.


Tuhan memberikan kemenangan kepada siapa? Orang yang diurapi. Pengurapan terjadi saat hati kita terbuka terhadap FIRMAN. Tuhan memberikan ‘kemenangan yang gilang-gemilang’. Apa artinya? Banyak orang memenangkan apapun, pertandingan, kemelut hidup, penyakit dll, tanpa Tuhan. Semua bisa menang tanpa Tuhan. Tapi “kemenangan yang gilang-gemilang” hanya diberikan Tuhan kepada orang yang diurapi, dan ini kan dicatat sepanjang masa. Prestasi dan keberhasilan siapapun akan mudah dilupakan dunia, tapi “kemenangan yang gilang-gemilang” yang diberikan Tuhan akan tetap dikenang. Kemenangan Daud atas Goliat, keberhasilan Yusuf di Mesir, prestasi Daniel di Babel, semua dicatat sejarah. Hidup yang berkemenangan dan kemenangan itu “gilang-gemilang” terjadi bila hidup kita disertai TUHAN.

Hidup yang berkemenangan dan kemenangan itu “gilang-gemilang” bila kita berdampak terhadap orang lain. Laut mati adalah kehidupan yang rendah. Semua sungai mengalir ke laut mati tapi dia tidak mengalir kemana-mana. Maka di dalamnya tidak ada kehidupan.
Kita harus mengalirkan kehidupan ke lingkungan kita. Firman yang sudah mengubahkan hidup kita harus kita bagikan ke sekitar kita.

Kita harus punya missi Tuhan. Bila missi Tuhan belum kita dapatkan, hidup kita akan berputar-putar. Bila Tuhan sudah ubahkan kehidupan kita, kita harus tau missi apa yang Tuhan berikan.

Yesaya 61:1-4
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung.. untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya. Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi. 

Urapan adalah Firman Tuhan. Kabar baik adalah Injil.
Inilah jemaat yang Tuhan bangkitkan. Inilah missi Tuhan, inilah tugas kita. Untuk mengubah kota. Kita bisa melakukannya bersama Kristus, seperti jemaat Korintus yang telah berubah dulu dan sekarang (1 Korintus 1:25-26).

Jangan berhenti memperkatakan FIRMAN. Justru saat keadaan bertolak belakang dengan Firman Tuhan, terus perkatakan FIRMAN.
Jangan diam. Yoel menyuruh kita untuk tampil dan maju (Yoel 3:9).
Tuhan menghendaki kita tetap naik (Ul 28:13).

Kita harus meninggalkan pola kita yang lama.
1 Korintus 15:53-54
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? 

Saat kita mengenakan dimensi kekekalan, semua unsur-unsur maut seperti penyakit, kegagalan, kerugian tidak akan dapat mengalahkan kita. Kita tidak boleh tinggal dalam kegagalan. Pakai tubuh kemuliaan TUHAN, pakai pikiran Kristus, pakai pikiran yang diurapi, pikiran yang dipengaruhi oleh FIRMAN, tinggalkan pola lama, kenakan POLA TUHAN.

Jemaat yang Tuhan bangun, tidak akan dikuasai oleh alam maut. Saat TUHAN membangun hidup kita, semua unsur maut tidak akan menguasai.

Soli Deo Gloria