The
Ascension of Christ
GSYI, 10 Mei 2018
disampaikan oleh
Pdp dr Suzanna Ndraha SpPD KGEH
diringkas oleh
Risma Lestari Siregar
GSYI, 10 Mei 2018
disampaikan oleh
Pdp dr Suzanna Ndraha SpPD KGEH
diringkas oleh
Risma Lestari Siregar
Memaknai kenaikan Tuhan Yesus memang
tidak terlalu meriah untuk dirayakan. Ada peristiwa
peristiwa yang terjadi di alam semesta yang mampu mengubah kehidupan alam
semesta dan dirayakan dengan antusiasme yang luar biasa seperti kelahiran,
peristiwa ini dirayakan dengan sangat luar biasa, bahkan hampir di setiap
tempat orang orang pun merayakannya, mulai dari setiap rumah, mall, sekolah
sampai kantor juga banyak lagi tempat lainnya merayakan natal, konsep
perayaannya pun sudah sangat bervariasi sekali, apabila kita berbicara mengenai
natal maka banyak sekali cerita yang dapat dibagikan karena kebanyakan orng
sudah sangat familiar dengan perayaan ini.
Peristiwa lainnya
yang juga luar biasa adalah kematian dan kebangkitan Yesus, ini selalu
dirayakan dengan meriah juga, perayaannya pun hampir semeriah orang orang
merayakan natal.
Akan tetapi jika
kita berbicara tentang kenaikan yang kelihatannya tidak terlalu familiar hari
perayaannya, ternyata oh ternyata peristiwa ini juga sangat luar biasa
pentingnya untuk dirayakan seperti natal dan kematian serta kebangkitan Tuhan
Yesus. Peristiwa ini juga sangat berpengaruh mengubah kehidupan manusia di alam
semesta.
Berbicara tentang
kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, Alkitab mencatat bahwa sesudah kebangkitanNya
dari antara orang mati, selama 40 hari Ia berulang ulang kali menampakkan diri
kepada murid-muridNya. Bahkan bukan hanya sekedar menampakkan diri, tetapi juga
berdialog dan makan bersama-sama dengan mereka. Perbincangan antara Tuhan Yesus
dengan murid-muridNya berlanjut juga dalam perjalanan menuju bukit Zaitun dekat
Betania. Tentunya ada maksud Allah mengapa Tuhan Yesus harus menampakkan diri
secara berulang-ulang selama 40 hari. Masih segar dalam ingatan, hal mana
kematian Tuhan Yesus yang sangat sadis itu telah mengguncang iman para murid,
sehingga mereka pun hidup tercerai berai, bagaikan domba tanpa gembala,
bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Mengapa tidak, guru yang menereka
teladani, bangga-banggakan terbujur kaku, mati dengan sadis dan sangat hina
(disalib gambaran kematian paling hina). kini pengharapan para murid telah
kandas, cita-cita mereka untuk duduk disebalah Tuhan Yesus pupus sudah. Itulah
sebabnya para murid kembali ke antifitasnya masing-masing sebelum mereka
dipanggil. Tetapi pemikiran murid-murid beda dengan kemahakuasaan Allah. Karena
realitasnya berbalik seratus persen. Kematian tidak mampu menahan tubuh Tuhan
Yesus di dalam kubur. Dan pada hari yang ke tiga Ia bangkit dari antara orang
mati. Kebangkitan Tuhan Yesus disusul dengan penampakan diriNya secara
berulang-ulang, tentunya untuk memulihkan iman para murid yang telah goncang
itu. Dan menjelang kenaikanNya ke surga, Tuhan Yesus pun berpesan ke pada
para murid; jangan meninggalkan Yerusalem (Kisah Para Rasul 1:4), dan perintah
memberitakan Injil (Markus 16:15.)
Memaknai kenaikan
Tuhan Yesus ke sorga, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan sebagai
umatNya yang sudah di tebus antara lain:
1. Kenaikan Tuhan Yesus bukanlah
Mitos
Alkitab mencatat secara lengkap
peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Kita mulai dari Injil Markus 16:19
mengatakan "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka,
terangkatlah Ia ke sorga". Sedangkan Injil Lukas 24:51 mengatakan
"Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan
terangkat ke sorga". Lebih detail lagi dapat kita lihat dalam kitab
Kisah Para Rasul 1:9 "Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah
Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka".
Mari kita bedah ayat ini secara cermat. Dari ketiga kutipan nats Alkitab di
atas kita menermukan kata "mereka" berarti jamak, lebih dari satu.
Mari kita hitung-hitungan sebentar. Murid Tuhan Yesus ada 12 orang, penghianat
satu orang, gantung diri lalu mati, tinggal 11 orang ditambah lagi beberapa
perempuan, serta maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kisah Para
Rasul 1:14). Rasul Paulus mengatakan Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saudara sekaligus (1 Korintus 15:6). Dengan kata lain saksi mata yang
menyaksikan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga lebih dari ratusan orang. Saksi
mata dalam sebuah peristiwa sangatlah penting. Itu sebabnya dalam
peradilan yang ada didunia ini pun membutuhkan saksi mata untuk menguatkan
suatu peristiwa ataupun persidangan. Tempat kejadian perkata (TKP) yaitu Bukit
Zaitun menjadi saksi bisu terhadap kenaikanNya, dan murid-murid Tuhan Yesus,
menjadi saksi mata yang menyaksikan secara langsung peristiwa kenaikan Tuhan
Yesus ke sorga.
Dari fakta-fakta di
atas, jelaslah bahwa pandangan yang mengatakan bahwa para murid sedang
berhalusinasi mengenai kenaikan Tuhan Yesus, bahkan mengenai kebangkitanNya
dari kematian. Hal mana ketika Tuhan Yesus mati disalibkan maka para
murid mengalami kesedihan dan traumatis yang amat sangat. Sehingga para murid
mencoba berhalusinasi guna menyemangati diri mereka sendiri. Yang menjadi
pertanyaan mungkinkah ratusan orang sekaligus berhalusinasi? Disisi lain ada
pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa kenaikan merupakan sebuah mitos.
Tidak benar bahwa Ia bangkit dari antara orang mati apalagi naik ke sorga.
Kedua pandangan ini tidak mempunyai dasar yang benar, sebab peristiwa
kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus kesorga ada saksi mata yang menyaksikan
peristiwa itu. Bahkan antara pribadi yang mengalami kebangkitan dan kenaikan
dengan mereka-mereka yang menyaksikan kebangkitan dan kenaikan itu ada dialog
yang sangat intens diantara mereka
2. Kenaikan Tuhan Yesus Untuk
Menyediakan Tempat
Yohanes 14:2-3
Mengatakan "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada".
Kehadiran Tuhan
Yesus di tengah-tengah dunia untuk menyelamatkan manusia dari maut.
"Sebab upah dosa ialah maut" (Roma6:23). Karya keselamatan Allah yang
dikerjakan di dalam Tuhan Yesus, merupakan karya keselamatn yang
holistik. Artinya Yesus bukan hanya sekedar menyelamatkan manusia yang
ditebusnya, tetapi juga menyediakan tempat bagi mereka yang sudah diselamatkan
itu. Tempat tinggal yang di sediakan Tuhan Yesus dikatakan banyak. Tentunya
sebanyak manusia yang diselamatkan itu, sehingga tidak ada satu orang pun yang
terbengkalai, yang tidak kebagian tempat tinggal, itu cukup untuk setiap
kita. Setelah Tuhan Yesus menyedikan tempat itu, maka Ia akan kembali ke dunia
dengan tujuan untuk membawa setiap orang yang percaya kepadaNya, sehinga dimana
Yesus berada, orang-orang yang Dia selamatkan itu pun ada di sana. Ini janji
Tuhan Yesus kepada mereka, tentunya kepada kita juga, sehingga kita semakin
bersungguh-sungguh dalam memuji dan memuliakan namaNya karena pengharapan kita
tidak pernah sia-sia, sebab Dialah jaminan kita. Dia yang telah datang dari
sorga, Dia juga yang akan membawa kita kesana. Hanya pribadi yang datang dari
sorgalah yang mampu membawa manusia ke sorga. "Tidak ada seorangpun
yang telah naik ke sorga, selain dari pada DIA yang telah turun dari sorga,
yaitu ANAK MANUSIA" (Yohanes 3:13), . Kata YESUS kepadanya: "AKUlah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada BAPA,
kalau tidak melalui AKU" (Yohanes 14:6). Dengan cara yang sederhana, YESUS
menjelaskan bahwa DIA adalah Jalan menuju kepada BAPA, menuju Sorga. Dan tanpa
melalui YESUS, tidak ada yang dapat mencapai Sorga. Jika YESUS tidak kembali ke
Sorga, kita tidak akan dapat masuk ke Sorga, sebab kita perlu Penuntun agar
kita tidak nyasar dalam perjalanan kita menuju Sorga. YESUS mampu menuntun kita
ke Sorga, Sehingga tidak mungkin kesasar apalagi tidak nyampe.
Tempat yang di
sediakn oleh Tuhan Yesus adalah suatu tempat yang riil, nyata, bukanlah
samar-samar . Sebab ada beberapa pandangan yang berkata bahwa sorga
adalah “sikap pandang,” “suatu mimpi,” “kebijaksanaan,” “suatu perasaan.”
Namun, Alkitab menyaksikan bahwa Sorga adalah rumah yang akan kita tinggali dan
sebagai kota yang kita diami dan sifatnya permanen artinya selama-lamanya
bukanlah beberapa tahun.
Tentunya kita merindukan tempat itu.
Harapan kita untuk bersama-sama dengan Tuhan Yesus adalah sangat besar karena
memang dunia ini bukanlah tempat setiap manusia yang sudah ditebusNya. Tempat
kita yang sesungguhnya adalah rumah Bapa. Sebab di sini kita tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang(Ibrani13:14)
3. Kenaikan Tuhan Yesus Menunjukkan
Betapa Pentinganya Pekabaran Injil
Pekabaran Injil
menjadi sentral pelayanan Tuhan Yesus selama berada di dunia. Itu sebabnya
sebelum Ia terangkat ke sorga, Tuhan Yesus berpesan kepada para murid untuk
memberitakan Injil. Perintah membertakan Injil itu dapat kita lihat
dalam; Markus 16:15 "Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk". Matius 28:19
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus". Kisah Para Rasual 1:8
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi:. Dari beberapa kutipan nats Alkitab diatas, Tuhan
Yesus SEBELUM kenaikanNya ke surga memberikan perintah kepada para murid-muridNya
agar menjadi saksiNya. Hal itu dimulai dari tempat di mana mereka berada
(Yerusalem), sampaiake ujung bumi. Dengan demikian, tidak ada daerah atau kota
di mana Injil tidak diberitakan. Jadi, dari hal di atas kita melihat bahwa
penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada atau tidak, pekabaraana Inajil
bukanlah menjadi sebuah obsi pilihan mau atau tidak mau. Tugas
memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah keharusan. Itu juga yang
pernah ditegaskan oleh rasul besar bernama Paulus. “Celakalah aku jika
aku tidak memberitakan Injil” (1Kor.9:16b).
Perintah untuk
mengabarkan Injil bukan disampaikan hanya kepada orang tertentu. Artinya
perintah itu menjadi tugas dan tanggung jawab semua orang yang
sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Untuk menjadi saksi tidak ditujukan hanya
untuk Pendeta, majelis gereja, ataupun para pelayan Tuhan.
Selanjutnya menjadi saksi atau pun memberitakan Injil itu tidak harus
membawa-bawa Alkitab kemana kita pergi. Dengan cara sangat sederhanapun
kita bisa menjadi saksi, memberitakan Injil, yakni lewat pola hidup kita
sehari-hari. Kalau Anda dipercayakan Tuhan sebagaia seorang pemimpin, jadilah
menjadi seoranga pemimpin yang baik bagi bawahan Anda. Jika Anda sebagai
seorang pekerja, bekerjalah seperti Anda berbuat kepada Tuhan. Ini contoh
sederhana menjadi saksi atau pun mengabarkan Injil. Jadilah menjadi saksi-saksi
Tuhan Yesus kapan dan dimanapun kita berada. Amin
No comments:
Post a Comment