Thursday, May 24, 2018

The Ascension of Christ - Yenny Maria Angelina



The Ascension of Christ

Makna kenaikan Tuhan Yesus
GSYI, 10 Mei 2018

disampaikan oleh
Pdp dr Suzanna Ndraha SpPD KGEH

diringkas oleh:
Yenny Maria Angelina

Didunia ini, ada 3 moment utama yang kita rayakan bersama yaitu, kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus, dan yang terakhir adalah Tuhan Yesus akan datang kembali. Sehingga apa makna dari kebangkitan Tuhan Yesus? Yesus bangkit dan naik ke Surga untuk menyediakan tempat terbaik bagi kita, dan akan datang kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya untuk menjeput orang-orang percaya. Lantas, siapkah kita saat Yesus datang untuk yang kedua kalinya?
Bagi orang-orang yang sudah kehilangan kehidupan yang mulia pasti tidak akan siap untuk kedatangan Yesus yang kedua kali. Kehilangan kehidupan yang mulia berarti tidak mengijinkan Tuhan untuk masuk kedalam hidup saudara. Beberapa langkah bila kita ingin masuk dalam kehidupan yang mulia, pertama kita harus mengakui kita butuh Kristus, kedua kita memang menerima Tuhan. Bila kita hanya menerima Tuhan sebagai juru selamat, kita hanya akan selamat. Namun bila kita menerima Tuhan sebagai Tuhan dan juru selamat, Tuhan akan mempunyai otoritas penuh dalam kehidupan kita sehingga kita akan berada pada posisi yang benar. Kita juga harus bisa mengaku dosa, jangan simpan-simpan dosa karena itu akan menghalangi kita sampai kepada Tuhan. Selanjutnya kita harus selalu mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan, dan yang terakhir carilah Tuhan. Biarlah Tuhan menguasai hati kita dan minta Tuhan membentuk pribadi kita sesuai perkataan Tuhan. Selain kehidupan yang mulia, pastikan kita berada dalam posisi yang benar agar kita bisa menerima semua yang mau Tuhan singkapkan kepada kita, sehingga kita bisa mendapatkan perubahan hidup yang mulia, yaitu posisi “Aku didalam kamu dan kamu didalam Aku” (Yoh 15:7).
Untuk selalu berada dalam posisi yang benar, kita harus punya pernafasan rohani. Pernafasan rohani adalah pernafasan yang seimbang antara doa dan firman. Saat kita menghembuskan nafas adalah saat kita berdoa kepada Tuhan. Saat kita menghirup nafas adalah saat firman masuk kedalam hidup kita. Banyak orang Kristen mampu untuk berdoa terus namun firmannya tidak masuk, itu sama saja kita mengalami kematian rohani.
Merenungkan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus mengingatkan kita akan agenda Kerajaan Sorga (Kisah Rasul 3:21). Pemulihan gereja Tuhan dibumi adalah suatu akses Tuhan untuk turun ke dunia ini. Sekarang apakah kita bisa terlibat dalam pemulihan yang sudah Tuhan agendakan itu? Dalam kitab 2 Petrus 3:8-9, perhitungan waktu Tuhan berbeda dengan perhitungan waktu manusia, sehingga jangan sampai menunda-nunda waktu yang sudah Tuhan berikan untuk kita bisa terlibat dalam pemulihan yang sedang terjadi.
Rencana Allah tidak selalu sama dengan rencana manusia (Yesaya 55:8). Seringkali kita merasa rencana kita tidak selalu berjalan mulus, sehingga kita selalu bergumul dengan masalah. Masalah kita besar atau kecil, semua tergantung dengan iman percaya kita. Masalah akan kecil bila Tuhan kita besar. Bila menghadapi suatu masalah, jangan fokus terhadap masalah itu, namun fokuslah pada firman yang tertulis karena jalan keluar akan datang bila kita mengerti firman. Tuhan mau kita tetap mengutamakan bersekutu dengan Tuhan apapun problema kehidupan kita. Dan ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah merencanakan sakit penyakit, kecelakaan, kegagalan, tapi Tuhan yang menginjinkan itu terjadi atas kita. Namun satu yang pasti, Tuhan tidak akan tinggal diam, Tuhan akan memberikan jalan keluar yang tepat, Tuhan akan memulihkan segala sesuatu pada waktu yang tepat. Ada saatnya Tuhan menyuruh kita bergerak, ada saatnya Tuhan menyuruh kita diam (Lukas 24:29, Lukas 9:1-2). Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, bila Tuhan memerintahkan untuk tinggal diam dulu, maka kita patut untuk melaksanakannya, kita patut untuk tinggal diam.
Selanjutnya adalah bersaksi (Lukas 24:48). Bila kita menjadi saksi Kristus, kita harus pernah mengalami, melihat, mengetahui peristiwa-peristiwa pribadi kita dengan Tuhan (Mazmur 25:14). Kita tidak menjadi saksi bila tidak mengalami sendiri dalam kehidupan kita masing-masing. Bila kita bisa yakin bahwa kita bisa menjadi saksi Tuhan, maka ceritakanlah kebaikan Tuhan untuk menjalankan amanat agung yang sudah Tuhan berikan kepada kita (Matius 28:19). Untuk menjadi saksi, pastikan bahwa kita diperlengkapi dengan kuasa dari Roh Kudus (Matius 28:18, Kisah Rasul 1:8). Perlengkapan apa yang Tuhan berikan kepada kita? Yaitu perisai iman, ketopang keselamatan, berbajuzirah kebenaran, pedang Roh yaitu firman Allah (Efesus 6:10-18). Pedang Roh atau firman Allah harus selalu kita miliki untuk melawan tipu muslihat iblis dan kita bisa melakukan yang Tuhan mau yaitu menjadi saksi Kristus.
Mari bersukacitalah (Lukas 24:25). Walaupun Tuhan naik ke Sorga, murid-muridnya tidak dilanda kesedihan, melainkan sukacita karena mereka melihat dari sudut pandang kekekalan. Mereka sudah memahami bahwa Tuhan naik ke Sorga untuk menyediakan tempat terbaik untuk kita semua. Bila kita jatuh dalam dosa maka sudut pandang yang mulia juga akan hilang sehingga kita tidak akan bisa bersukacita. Saat kita menerima Tuhan Yesus maka keadaan kita akan berubah, sudut pandang kita juga akan dipulihkan Tuhan dan kita berada dalam posisi yang benar. Sehingga pada apapun pergumulan yang kita hadapai, kita harus tetap bersukacita. Karena tidak ada masalah yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah Tuhan kita (Roma 8:38), maka tidak ada alasan anak-anak Tuhan untuk terus tenggelam dalam dukacita.
Dan yang terakhir adalah memuliakan Allah (Lukas 24:53). Tujuan Tuhan untuk menciptakan manusia adalah untuk kemuliaan-Nya, namun dosa membuat tujuan yang mulia itu terlepas dari pribadi kita. Sehingga bila kita kembali memperbaiki posisi hidup yang mulia, kembali kepada posisi yang tepat dihadapan Tuhan, bergaul dengan Allah, mempunyai pernafasan Rohani, memperbaiki sudut pandang kita, maka kita akan kembali mendapatkan tujuan Tuhan yang mulia dalam hidup kita, yaitu hidup kita hanya untuk memuliakan Allah. Tuhan memberkati kita semua, Amin.

No comments:

Post a Comment