Sunday, July 31, 2016

Ringkasan Firman IBADAH BINROKRIS Juli 2016



Ringkasan Firman 
IBADAH BINROKRIS RSUD KOJA
Selasa 26 Juli 2016


Disampaikan oleh
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH, FINASIM



Tinggal di dalam Dia


Bacaan: Yohanes 15:1-5
“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Sebuah ranting hanya dapat hijau dan menghasilkan buahnya apabila ia melekat pada sebuah pohon. Apabila ranting tersebut di patahkan dan dipisahkan dari pohonnya, ia akan tetap hijau untuk sementara waktu, namun lama kelamaan akan menjadi kering dan layu. Ranting yang telah terpisah dari pohonnya, tidak akan dapat menghasilkan buah dan akan mati tidak lama kemudian. Seperti itulah Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang hubungan kita dengan Dia, yaitu seumpama pokok anggur dan ranting-rantingnya. Tuhan sendiri adalah pokok anggur dan kitalah ranting-rantinya (Yoh 15:1).

Buah anggur tidak muncul di pokok, tapi akan muncul di ranting-rantingnya. Tetapi ranting itu sendiri tidak akan menghasilkan apa-apa kalau ranting itu tidak melekat pada pokok anggur itu. Melekat artinya “menerima semua kehidupan dari pokok”. Apabila ranting tersebut terlepas dari pokok anggur, maka bukan hanya tidak lagi dapat berbuah tetapi ranting tersebut akan mati. Sudah seharusnya anak-anak Tuhan “melekat” pada Yesus yang merupakan sumber kehidupan dan “berbuah” di dalamnya. Sebab diluar Dia maka kita tidak dapat berbuah dan menjadi “mati rohani”. Yohanes 15:5 mengatakan: "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa".

Melekat pada pokok anggur memang dapat membuat kita berbuah, namun kita dapat berbuah lebih banyak apabila kita mau untuk dibersihkan, seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:2 “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”. Lalu, dengan apakah kita dibersihkan? Kita dapat dibersihkan dengan Firman Tuhan sebab Firman itu sendiri adalah kebenaran (Yoh 15:3; Yoh 17:17). Bagaimana caranya kita dapat dibersihkan dengan Firman? Bagaimana caranya kita dapat dibenarkan oleh Firman?

Saat diciptakan, hati manusia penuh dengan kemuliaan Tuhan, akan tetapi dosa membuat hati manusia penuh dengan “buah-buah dosa” dan hidup manusia pun menjadi penuh dalam dosa. Manusia yang berdosa tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, oleh sebab itu Tuhan datang untuk mengambil “benih-benih dosa” yang ada dalam hati manusia sehingga buah-buah dosa itu tidak bertambah-tambah. Meskipun benih dosa telah hilang, namun dalam hidup manusia masih ada buah-buah dosa, hal inilah yang disebut sebagai “habbit of sin”. Bagaimana caranya agar buah-buah dosa tersebut juga dapat hilang? Tuhan menamburkan benih-benih kebenaran yaitu Firman! Benih-benih Firman tersebut akan berbuah menjadi “buah roh” (Galatia 5:22-23). Dengan mendengarkan Firman Tuhan tiap-tiap hari, maka buah roh akan mendesak buah-buah dosa, dan lama kelamaan buah-buah dosa itu akan hilang dari hidup kita. Untuk itulah penting bagi anak-anak Tuhan untuk senantiasa merenungkan Firman Tuhan!

Yohanes 15:4 berbicara menggenai tinggal di dalam Dia. Kalimat “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu”, mengarah pada pengertian bahwa kita anak-anaknya harus “menetap” dan “berakar” di dalam Tuhan dan menyerap seluruh sumber kehidupan dari Tuhan. Tidak berhenti sampai disitu, Firman Tuhan juga harus “menetap” dan “berakar” di dalam hati kita. Hidup yang kita jalani haruslah hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. Tidak cukup hanya merenungkan Firman Tuhan sekali seminggu atau pada saat-saat penting keagaaman, namun Firman Tuhan harus selalu kita renungkan setiap hari dan setiap saat dalam kehidupan kita. Dengan demikianlah maka kita dapat betumbuh, iman kita dapat menjadi lebih dewasa di dalam Dia.


Surat Paulus bicara mengenai Firman dalam Roma 10:8 mengatakan: “Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.”. Firman itu ditaruh Tuhan di dalam mulut kita, di dalam hati kita.  Jadi, tinggal di dalam Dia berarti menaruh Firman di mulut kita, di hati kita, dan kita bertumbuh artinya kita adalah murid Yesus!

MARI KITA TINGGAL DI DALAM DIA!



Diringkas oleh
Ivanalia Soli Deo


Ringkasan Sharing Firman Minggu, 31 Juli 2016 GSYI Immanuel


Ringkasan Sharing Firman tgl 31 Juli 2016

Oleh Ps. Jerry Thawrisan, STh



Bagaimana Membuat Pilihan yang  Benar Agar Hidup Kita Selaras dengan Pola Tuhan?

            
Menyambung sharing firman yang lalu mengenai ikut dalam pola Tuhan, dalam sharing firman kali ini diajarkan mengenai bagaimana kita membuat pilihan yang benar dalam hidup sehingga selaras dengan pola Tuhan.



Alasan murid-murid mengundurkan diri dijelaskan pada Yoh 6:63, yaitu ketika Yesus berkata demikian kepada para murid:
 

Banyak murid Yesus mengundurkan diri karena tersinggung dengan ucapan Yesus bahwa daging sama sekali tidak berguna dan mereka berkata bahwa perkataan-Nya keras. Padahal apa yang disampaikan Yesus kepada para murid adalah bagi keselamatan mereka semua. Yesus menjanjikan sesuatu yang kekal yaitu dengan cara hidup dalam roh, bukan sesuatu yang cuma dinikmati sementara. Ketika mendengar perkataan Yesus itu, banyak murid meresponi dengan salah dan memilih untuk mengundurkan diri. Tentu Yesus tidak memaksa, Yesus memberi free-will bagi para murid untuk memilih. Keselamatan yang kekal sudah Yesus janjikan dan sediakan bagi kita, sekarang tergantung  kita mau memilih yang sementara atau yang kekal. Kita sudah diberi free-will itu, ;alu bagaimana agar kita dapat memilih dengan tepat agar bisa ikut dalam pola Tuhan?

1. Tahu tujuan kita ikut Tuhan

            Mengetahui apakah tujuan kita ikut Tuhan adalah untuk mencari berkat saja atau mencari sumber berkat itu sendiri.  Mencari berkat bersifat terbatas, sedangkan mencari sumber berkat itu sendiri bersifat limitless.


2. Bertobat

            Kata bertobat tidak hanya berarti meminta maaf akan kesalahan yang kita lalukan. Dalam KBBI, kata bertobat berarti benar-benar jera dan tidak mau mengulangi suatu perbuatan lagi.


Bertobat dimulai dari ketika kita mau menerima teguran. Kita masih beruntung ketika ditegur karena ketika kita masih ditegur oleh Tuhan secara langsung atau lewat orang lain, itu artinya kita masih diperhatikan dan disayang. Mulai sekarang bukalah hati ketika kita mendengar firman Tuhan berbicara kepada kita. Tidak hanya berhenti sampai menerima teguran, tetapi harus ada aksi yang nyata untuk berubah. Butuh perjuangan memang untuk merubah suatu kebiasaan yang buruk, tetapi dengan membuka hati kita benar-benar menerima firman, berubah tidak akan menjadi hal yang sulit bagi karena ketika kita sudah menerima firman itu, tidak butuh waktu lama bagi Tuhan untuk bekerja di hidup kita.

3. Dimbimbing/Konseling



       Kita senantiasa harus tetap belajar sepanjang hidup dan merendahkan hati kita bahwa kita bukanlah yang paling benar. Akui kelemahan kita dan bersedialah dibimbing. Punyalah hati sebagai seorang murid yang mau dibentuk tiap hari oleh Tuhan. Ketika mengalami masalah dan ketika mau mengambil keputusan, kita butuh bimbingan dari orang yang dewasa secara rohani agar kita tidak melenceng dan iman kita tidak digoyahkan keadaan.


4. Diarahkan

            
         Tidak dipungkiri lingkungan memiliki andil yang besar dalam membentuk karakter diri kita dan apa yang kita pilih. Dari 1 Kor 15: 33 kita belajar bahwa pergaulan yang buruk ternyata dapat merusak kebiasaan baik yang selama ini kita bangun. Bijaklah menempatkan diri pada lingkungan yang tepat, carilah atmosfer yang cinta dan takut akan Tuhan agar hati kita selalu terfokus pada-Nya


 Ayat ini tidak hanya menjelaskan mengenai bagaimana seharusnya hubungan antara manusia dengan manusia tetapi juga menjelaskan bagaimana hubungan manusia dengan benda/pekerjaan atau apapun yang mengikat dirinya sehingga jauh dari Tuhan. Memang tidak salah berdedikasi terhadap orang yang kita cintai atau terhadap pekerjaan kita, tetapi kita harus sadar bahwa hidup kita semata adalah milik Tuhan. Pasangan hidup yang kita pilih harus dapat mendekatkan diri kita terhadap Tuhan dan pekerjaan yang kita lakukan adalah sebagai kendaraan bagi kita untuk semakin dekat kepada Tuhan. Jadi tujuan utama kita tetap adalah Tuhan.


Untuk dapat memilih yang tepat dan tetap dalam pola Tuhan, kita harus menyerahkan seluruh hidup kita dalam kendali tangan Tuhan. Lalu pertanyaannya apakah Tuhan mau memilih kita dan mau mengendalikan hidup kita? Tentu Tuhan sangat mau karena Tuhan sangat sayang pada anak-anak-Nya yang mau menyerahkan hidup bagi-Nya. Agar Tuhan dapat bekerja, 2 Korintus ayat 17 menasehati kita untuk mengikuti perintah-Nya dan menjauhi apa yang najis bagi Dia. Dengan begitu, pada 2 Kor:18, Tuhan berkata bahwa dia akan menjadi Bapa, yaitu penolong dan sumber hidup kita dan pada Yoh 8:12 dikatakan bahwa siapa yang mengikut Dia akan memperoleh terang hidup. 


5. Hidup Radikal untuk Tuhan

            Setelah kita tahu tujuan hidup kita dalam mengikut Tuhan dan bertobat, mendapat bimbingan dan mau diarahkan, langkah selanjutnya adalah hidup radikal untuk Tuhan. Hidup radikal untuk Tuhan artinya semua yang kita lakukan hanya untuk kemuliaan dan menyenangkan hati Tuhan.


Ketika kita sungguh cinta Tuhan, kita akan bersedia hidup radikal untuknya. Renungkan apakah selama ini pekerjaan dan talenta yang telah dianugerahkan Tuhan apakah kita lakukan untuk Tuhan juga? Jadilah radikal untuk Tuhan, jangan tanggung-tanggung dan hitung-hitungan dengan Tuhan, maka Tuhan akan memprioritaskan kita. Pelan-pelan kita bangun pola Tuhan dalam hidup kita. Ketika sudah terbentuk pola Tuhan dalam hidup kita, tetaplah radikal dan konsisten hidup untuk Tuhan. Lalu bagaimana ciri orang yang sudah tidak radikal untuk Tuhan lagi?
  • Kapasitas rohani menurun. Orang yang tidak radikal untuk Tuhan lagi, tidak lagi tertarik pada hal-hal rohani. Orang seperti ini sudah dipisahkan dunia dari Tuhan
  • Mencari-cari alasan untuk tidak melayani Tuhan. Banyak orang Kristen menolak melayani Tuhan karena mengganggap rohnya tidak atau belum menyala-nyala untuk Tuhan. Tentu hal ini tidak benar. Kita tidak perlu menunggu roh kita  menyala-nyala dulu baru melayani Tuhan. Justru kita harus melayani Tuhan dulu agar roh kita menyala-nyala.
  • Menemukan kesenangan lain di luar hadirat Tuhan. ketika kita letih misalnya habis bekerja, yang kita cari adalah apapun yang dapat meningkatkan mood dan menyenangkan hati kita. Pertanyaannya apa yang menjadi sumber kesenangan kita? Apakah kita tetap senang bersekutu dalam doa dan menyembah Tuhan? Ataukah kesenangan kita telah digantikan oleh hal lain? Ketika kesenangan kita sudah di luar hadirat Tuhan, maka berdoalah minta pengampunan dari Tuhan dan kembalilah ke dalam hadirat Tuhan. Karena hanya hadirat Tuhanlah yang dapat menyegarkan dan menguatkan kita kembali. 
            


diringkas oleh :

Joni Indah Sari 









Saturday, July 30, 2016

Ringkasan Firman Kelas Pemuridan Apostolik Modul 3 - Empat Hukum Rohani



Ringkasan Firman KPA Modul 3
Minggu, 24 Juli 2016

Disampaikan oleh 
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH, FINASIM















Diringkas oleh
Janetty Tjandra
















EMPAT HUKUM ROHANI
Dalam hubungan kita sebagai manusia dengan Allah, terdapat empat hukum dasar yang mengatur dan mengikat kita. Empat hukum rohani ini merujuk pada perintah Allah dalam Amanat Agung yang terambil dari Matius 28:19
19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan rindu semua orang dari segala suku bangsa menjadi muridNya. Mengapa murid? Sebab murid bukan hanya seorang pengikut. Murid mencontoh gurunya sehingga suatu saat dapat menyerupai guru menghasilkan murid kembali. Murid dapat memuridkan orang lain sehingga terjadi multiplikasi murid Tuhan. Dalam hal multiplikasi rohani empat hukum dasar penting untuk kita pelajari dan kita kembali beritakan kepada orang-orang yang belum mendengar kabar keselamatan.


1. Hukum yang pertama

Tuhan Allah mengasihi saudara dan mempunyai suatu rencana yang indah bagi hidup saudara

Kasih Tuhan
Yohanes 3:16
16Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal

Ayat ini merupakan bukti cinta kasih Allah akan dunia ini, bahkan Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Bahkan Allah tidak hanya datang ke dunia untuk memberikan hidup kekal, Allah rindu manusia juga hidup bahkan dalam segala kelimpahan.

Rencana yang indah
Yohanes 10:10b
10...;Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan

Kelimpahan yang dijanjikan Tuhan merupakan kelimpahan jasmani dan rohani.
Namun mengapa anak Tuhan masih tidak mengalami kelimpahan? Jawabannya ada pada Hukum Kedua.

2. Hukum yang kedua 

Manusia penuh dosa dan terpisah dari Tuhan Allah, sehingga ia tidak dapat mengetahui dan mengalami kasih dan rencana Allah bagi hidupnya
Manusia berdosa
Roma 3:23
23Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah

Apa itu dosa?
Galatia 5:19-21
19Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Lalu bayi? Bayi tidak mungkin pernah melakukan hal-hal seperti yang disebutkan di Galatia 5:19-21. Lalu apakah bayi berdosa?
Ternyata, dosa manusia bukan terbatas pada perbuatan aktif dan pasif saja, perbuatan yang disengaja atau tidak sengaja saja, namun dosa sudah merupakan kenyataan dalam hidup kita dan setiap orang memang lahir di bawah hukum dosa.
 Tuhan menciptakan manusia untuk bersekutu denganNya, namun manusia memiliki ‘free will’ dan memilih jalannya sendiri. Menurut Alkitab, tidak sejalan dengan Allah berarti melawan Allah, dan melawan Allah itu adalah dosa.

Manusia terpisah dari Allah
Roma 6:23
23Sebab upah dosa ialah maut;

Maut pada ayat ini adalah mati secara roh. Kematian secara roh berarti terpisah dari Allah untuk selama-lamanya. Dosa membentuk suatu jurang pemisah antara manusia dengan Allah. Allah adalah suci adanya, sementara manusia berada dalam dosa kegelapan. Allah yang tidak berdosa tidak bisa bersatu dan bersekutu dengan manusia yang penuh dosa. Manusia berusaha menyeberangi jurang pemisah dengan akal dan usahanya yaitu dengan berdoa, beramal, berpuasa, dan sebagainya; namun usaha tersebut sia-sia karena perbuatan baik manusia tidak memiliki kuasa untuk menghilangkan dosa yang merupakan bagian dari kenyataan hidup dan melekat pada manusia.
Hukum ketiga membawa kita keluar dari masalah ini.

3. Hukum yang ketiga
  
Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan yang telah ditentukan oleh Tuhan Allah untuk keampunan dosa manusia, melalui Dia saudara dapat mengetahui dan mengalami kasih dan rencana Allah bagi saudara

Kristus mati ganti kita, Kristus bangkit pula dari kematian
1 Korintus 15:3-6
“...Kristus telah mati karena dosa kita... Ia telah dikuburkan... Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci,... Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas muridNya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari 500 saudara sekaligus.”

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menggantikan dosa kita. Ini fakta yang harus kita terima dengan iman. Semua usaha manusia tidak bisa membawa kita kepada Bapa karena Bapa kekal merupakan pribadi tidak berdosa, tidakmemiliki cacat dan cela. Hanya yang datang dari kekudusan yang mampu menguduskan manusia berdosa, membawa manusia kembali bersekutu dengan Allah, yaitu Tuhan Yesus yang rela mati di kayu salib gantikan dosa kita.

Yohanes 14:6
6Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Allah telah membangun jembatan di antara jurang pemisah manusia dengan diriNya, yaitu melalui Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib menggantikan kita sehingga kita terbebas dari hukum maut dan datang kepada Bapa.

Tidak cukup mengetahui ketiga hukum ini, Kita lihat hukum yang keempat. Hukum pertama sampai ketiga hanyalah pengetahuan, hukum keempat merupakan respons dan perbuatan yang kita lakukan terhadap hukum pertama sampai ketiga.

4. Hukum yang keempat

Kita harus menerima Yesus Kristus menjadi juruselamat dan Tuhan kita, dengan mengundangNya secara pribadi, dengan demikian kita dapat mengetahui dan mengalami kasih dan rencana Allah bagi hidup kita

Menerima Yesus Kristus, menerima dengan iman

Menerima Yesus Kristus
Yohanes 1:12
12Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Barangsiapa menerima Yesus sebagai juruselamat akan diberikan kuas untuk menjadi anak-anak Allah. Kita bukan hanya menerima keselamatan, bahkan kita dijadikan anakNya. Seperti seorang bapak yang mengasihi anaknya, Tuhan pasti terlebih menyayangi kita yang percaya kepadaNya.

Menerima Kristus dengan Iman
Efesus 2:8-9
8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,9itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Tidak ada orang yang bisa selamat oleh karena dirinya sendiri, yaitu dengan melakukan perbuatan baik, beramal. Semua perbuatan baik terhadap sesama manusia baik dilakukan, bahkan Alkitab mengharuskan kita untuk mengasihi sesama. Namun perbuatan-perbuatan baik itu tidak mampu menyelamatkan kita. Iman pemberian Allah yang menyelamatkan kita, dan iman tersebut bukan diberikan atas perhitungan akan kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan di dunia. Iman tersebut cuma-cuma datangnya dari Tuhan.

Kita harus menerima Kristus dengan mengundangNya secara pribadi
Menerima Kristus berarti berbalik arah, berpaling kepada Tuhan,berpaling dari diri sendiri. Artinya, menyerahkan seluruh akal budi, perasaan, dan kemauan kita agar sepenuhnya diatur oleh Tuhan. Hidup yang dikuasai Kristus berarti : Kristus yang bertakhta di dalam hidup kita, semua keinginan dikuasai oleh Tuhan sehingga menghasilkan keserasian dan harmonisasi dengan rencana Allah.
Bagi saudara kita yang belum menerima Yesus secara pribadi, kita dapat memimpin doa sederhana untuk mengundang Yesus masuk ke hatinya. Berikut ini adalah saran doa.

“Tuhan Yesus, saya memerlukan Engkau. Saya membuka pintu hatiku dan menerima Engkau sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Terima kasih, karena Tuhan telah mengampuni dosa-dosaku. Kuasailah takhta hatiku. Bentuklah aku menjadi seorang pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.”

Setelah berdoa, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Kristus telah berada di dalam hati kita?
Wahyu 3:20
20Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Tuhan sendiri yang berjanji, jika kita membukakan pintu hati kita dan mengundang Tuhan masuk ke hati kita, maka Tuhan akan masuk sehingga Tuhan ada di dalam kita dan kita di dalam Tuhan. Tuhan selalu menepati janji-janjiNya, dan ini merupakan salah satu janji Tuhan yang pasti juga akan ditepatiNya.
Jangan bergantung pada perasaan!
“Perasaan sudah terima Tuhan, kok hidup masih biasa-biasa ya...”
“Tuhan benar belum ya sudah masuk ke hati saya? Saya kok tidak merasakan adanya perubahan bermakna...”
Iman kita bukanlah dilihat dari perasaan-perasaan kita yang sewaktu-waktu dapat berubah. Perasaan hanyalah dampak dari pergumulan hidup kita.

Ibarat kereta,
Kenyataan adalah kereta;
Iman adalah batu bara, merupakan bahan bakar kereta;
Perasaan adalah gerbong penumpang.

Kereta api bisa saja berjalan tanpa gerbong penumpang, tapi kereta api tentu tidak bisa berjalan tanpa bahan bakarnya yaitu batu bara.
Begitu juga dengan ita sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menggantungkan hidup kita dengan perasaan, namun kita harus menggantungkan hidup kita dengan iman terhadap Yesus Kristus.

Lalu apa yang kita dapatkan setelah menerima Yesus?
a.   Roh Kudus telah berada di dalam hati kita (Wahyu 3:20; Efesus 1:13-14; Roma 8:15,16)
b.      Dosa-dosa kita telah diampuni (Kolose 1:13,14; Yohanes 1:9)
c.      Kita telah menjadi seorang anak Tuhan (Yohanes  1:12; Roma 8:15,16)
d.     Kita telah memulai perjalanan hidup yang sesuai dengan rencana Allah bagi hidup kita (Efesus 2:10; 2 Korintus 5:17)

Menerima Yesus bukanlah akhir, namun merupakan awal dari perjalanan iman untuk terus bertumbuh di dalam Dia. Ketaatan akan perintah-perintah Tuhan akan menghasilkan pertumbuhan rohani . Bagaimana cara kita dapat bertumbuh?

T  Tiap-tiap hari hendaknya kita datang ke hadirat Tuhan di dalam doa (Yohanes 15:7)
U Usahakanlah membaca Alkitan setiap hari. Mulailah dengan injil Yohanes (Kisah Para Rasul 17:11)
M Mintalah kepada Tuhan supaya kita dapat menaati apa yang telah kita baca dari Alkitab (Yohanes 14:21)
B  Biasakan diri untuk bersaksi tentang Kristus kepada orang lain (Matius 4:19; Yohanes 15:8)
U Usahakanlah untuk mempercayakan setiap segi kehidupan kita kepada Tuhan, maka kita dapat  mengalami kehidupan penuh kelimpahan setiap hari (1 Petrus 5:7) 
H Hendaklah kita membiarkan Roh Kudus menguasai hidup dan kesaksian kita sehari-hari (Galatia 5:16-17; Kisah Para Rasul 1:8)

Selain enam hal di atas, hal lain yang tidak kalah penting adalah ibadah setiap minggu dan penelaahan Alkitab di gereja

Ibrani 10:25

25Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Semangat kita untuk mencari Tuhan, apalagi ketika baru menerima Tuhan Yesus, seperti api yang menyala-nyala. Jika api tersebut disulut di sebatang kayu saja, dalam arti kita tidak bergabung dengan api-api lain, maka lama kelamaan api itu akan kehilangan kehangatannya lalu padam. Namun jika api tersebut digabung dengan nyala api lain, api itu akan bersatu dan berkobar membentuk api unggun besar sehingga selalu memberi kehangatan dan tidak akan padam. Jika kita belum menjadi anggota gereja, maka kita harus aktif menghubungi pengurus bahkan pendeta gereja agar kita dapat bersekutu dengan banyak saudara-saudara seiman yang memiliki api semangat  yang sama, yaitu menganggungkan Tuhan dan memberitakan firman Allah.

Sekian ringkasan kelas pemuridan apostolik modul 3. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.

                                                                                                Artikel asli selengkapnya  dapat diunduh di :